kita telah mengetahui dan menyakini allah swt secara
seutuhnya,tentang dasar makrifat kepada allah swt baik di mulai dari mengetahui
allah swt dari ciptaan-Nya yaitu dari keteraturan allam, bahwa dari sempurnanya
alam ini dengan sistematis kita mampu menyimpulkan bahwa ada seseorang yang
menciptakannya yaitu allah swt.
Dari fitrah yang dimiliki
manusia yang cenderung untuk ingin
melakukan hal-hal yang baik sehingga dengan kecendrungan itulah manusia dapat
mengetahui adanya allah swt karena sumber dari kebaikan puncaknya adalah allah
swt sebagai sumber dari segala sumber.
Dengan dalil keberadannya[1]
– dalil wajibul wujud dan mumkinul wujud
–
bahwa wujud allah itu tidak berasal dari wujud yang lain, karena ia adalah
sebagai sebab dari semua wujud yang ada di alam semesta ini dan wujud yang
tidak bergantung kepada wujud yang lain, seperti dalam firman allah dalam surat al-ikhlas ayat
1-4 :
قلْ
هُوَ الله أَحَدٌ. اللهُ الصَّمَدُ. لَم يَلِدْ وَ لَمْ يُوْلَدْ. وَ لَمْ يَكُن
لَّهُ كُفُوًا أَحَدٌ.
“Katakanlah:
Dia-lah Allah yang esa; Allah yang bertumpu kepada-Nya segala sesuatu; Dia
tiada beranak dan tiada pula diperanakan; dan tiada suatu apa pun yang
menyertai-Nya.”
Setelah semua itu difahami secara
secara menyeluruh hal-hal yang di sebutkan di atas maka jenjang yang
selanjutnya adalah pembahasan tentang kenabian yang disini para nabi itu di
utus oleh tuhannya - allah swt - ke dunia ini hanya untuk menyampaikan ajaran
tauhid. Semua itu di karenakan manusia
pada umumnya udah mengabaikan tentang janjinya di alam ruh bahwasannya manusia
udah menyakini allah swt itu adlah tuhannya. Juga sebenarnya manusia itu tanpa
adanya nabi pun bisa mengetahui tuhannya yaitu dengan fitrah yang dimilikinya.
Yang jadi pertanyaan dengan argument tadi akan muncul sebuah pertanyaan yang
mendasar: ”terus kenapa seorang nabi itu di utus oleh allah swt ke dunia ini?” yang mana tanpa nabi pun kita bisa
mengetahuinya dan meyakininya dengan fitrah yang di miliki manusia.
Jawabannya yaitu yang insya allah akan dibahas di makalah.
Sebelumnya trima kasih kepada ahmad sobandi yang telah membibimbing terbuatnya
makalah ini dan juga dengan ridho dan taufik- nya kami akan menjelaskannya
dengan baik amien.
B. Rumusan
masalah
1.
Perlunya
di utus nabi ke dunia
2.
Kadar
pengetahuan manusia
3.
Manfaat
diutusnya apara nabi
4.
Peranan
historis para nabi
5.
Alasan
di perbaharuinya para nabi
6.
Mu’zijat
para nabi
7.
Keharusan
mengikuti dan kebutuhan terhadap bimbingan nabi.
8.
Jalan
para nabi mewujudkan keinginan fitrah umat manusia.
C.
Tujuan
1.
Untuk
Mengetahui Sebesar Apakah Keperluan Seorang Manusia Terhadap Para Nabi
2.
Untuk
Mengetahui Tujuan Di Utusnya Nabi
3.
Untuk
Mengetahui Peranan Para Nabi Di Dunia Sejarah Peradaban Manusia
BAB III
PEMBAHASAN
A. PERLUNYA NABI DI UTUS KE DUNIA
Dari generasii (adam ), Allah memilih
nabi-nabi dan mengambil ikrar mereka untuk membawa pesannya sebagai amanat yang
mereka emban. Waktu pun berjalan dan banyak banyak manusia menghianati amanat
allah swt yang semestinya mereka jaga. Mereka tidak memperhatikan posisinya dan
menyukutukannya serta setan menjauhkan mereka dari mengenalnya dan dari ibadah
kepadanya. Mak dari itu allah mengutus para nabi untuk mememegan janji mereka
dan selalu mengingat dan beribadah kepadanya .[2]
Masalah ini adalah masalah yang
penting dalam prinsip kenabian. Masalah ini dapat dibuktikan oleh argumentasi
berikut ini yang tersusun dari 3 premis.
Pertama ,bahwa tujuan manusia adalah mncapai kesempurnaannya,
dengan cara dengan cara mengamalkan perbuatan perbuatan sengaja (ikhtiari)
demi mencapai puncak kesempurnaan yang tak mungkin dicapai kecuali dengan usaha
,kehendak , dan pilihannya.
Dengan ungkapan lain manusia itu di
ciptakan oleh ALLAH swt agar dengan amal ibadah dan ketaatannya kepada Allah
berhak memperoleh rahmat Ilahi yang yang hanya di khususkan bagi orang orang
yang sempurna.
Dan hanya kehendak Ilahi yang
bijaksanalah yang berkaitan secara langsung(bil-asalah) dengan kesempurnaan dan kebahagiaan
manusia. Akan tetapi karena kesempurnaan ini tidak bisa si dapat kecuali dengan
cara pengamalan dan ibadah yang sifatnya ikhtiari (di sengaja),maka kehidupan
manusia ini dibagi menjadi 2 jalan yaitu jalan kanan (yamin) dan jalan
kiri (yasir). Tujuannya adalah supaya manusia dapat memilih jalan yang
dikehendakinya.
Kedua ,usaha sengaja manusia itu disamping membutuhkan
kemampuan dan faktor faktor eksternal serta adanya kecondongan dan motivasi
untuk melakukan perbuatan, ia juga membutuhkan pengetahuan yang benar tentang
perbuatan baik dan buruk ,tentang jalan jalan benar dan jalan jalan salah.
Dengan demikian, kebijaksanaan
(hikmah) ilahi menuntut tersedianya sarana bagi manusia agar mereka dapat memperoleh
pengetahuan tentang hal-hal di atas. Karena jika tidak demikian, Allah tidak
ubahnya dengan orang yang mengundang teman untuk bertamu kerumahnya, tetapi dia
tidak mau memberikan alamat rumahnya , tidak pula memberi tau jalan yang
semestinya di tempuh jelas sifat ini tidak sesuai dengan sifat kemaha
bijaksanaan Allah, juga tidak sesuai
dengan tujuan –Nya (dalam mencipta). Premis kedua ini begitu jelasnya sehingga
tidak memerlukan penjelasan lebih banyak lagi.
Ketiga, pengetahuan manusia biasa yang pada umumnya diperoleh
melalui kerjasama indra dan akal, meskipun
mempunyai peran begitu efektif dalam memenuhi sebagian kebutuhan
hidupnya , namun itu tidak cukup untuk mengenal jalan kesempurnaan dan
kebahagiannya yang hakiki dalam semua bidang, baik yang bersifat individu
maupun kelompok, bendawi maupun maknawi, duniawi maupun ukhrawi. Oleh karena
itu, jika tidak ada jalan lain untuk menutupi berbagai kekurangan dan
kekosongan tersebut, tujuan Allah ini akan menjadi sia- sia.
Berdasarkan tiga premis di atas ini,
dapat disimpulkan bahwa hikmah Ilahiyah itu melazimkan adanya sebuah perangkat selain indra dan
akal, untuk umat manusia untuk dapat mengenal jalan kesempurnaan diberbagai bidang,
sehingga mereka dapat menggunakan jalan tersebut, baik secara langsung maupun
melalui individu atau kelompok.
Perangkat ini adalah wahyu yang Allah
berikan kepada nabi sehingga dapat memanfaatkan wahyu secara langsung dan
melalui merekalah umat manusia dapat
memanfaatkannya dan mempelajari segala
apa yang mereka perlukan darinya demi mencapai puncak kesempurnaan dan
kebahagiaan yang abadi.
B. KEBUTUHAN TERHADAP BIBIMBINGAN NABI
Terlalu jauhnya manusia dengan allah
sehingga ada seseorang untuk membibim mereka untuk selalu mengingatnya dan
beribadah kepadanya mak perrlu bibimbingan tersebut. Dan Alasan -alasan mengapa
manusia butuh kepada bimbingan nabi yaitu:
1. Keterbatasannya Pengetahuan
Manusia memiliki pengetahuan yang
terbatas. Hari demi hari manusia mengeluarkan para ilmuan seni dan pengetahuan
yang lain. Manusia terus menghasilkan temuan dan ciptaan. Membiarkan akal
manusia berkreasi dan membiarkan manusia tidak di bimbing.[3]
Seseorang memangdang sesuatu itu
benar sedangkan yang lainnya menyebutkan bahwa hal tersebut itu adalah salah. Ini
menunjukan bahwa kadar pengetahuan manusia itu terbatas ,dan tidak bisa
menerawang apa yang ada di masa lalu dan yang ada di masa yang akan datang dan
juga tidak memiliki kesadaran yang cukup terhadap reaksi bertahap atau langsung
dari apa yang menjadi tujuannya. Perubahan peraturan atau undang- undang yang
di buat oleh setiap bangsa - bangsa yang ada di dunia ini setiap waktunya
karena sikap plin- plan manusia ini
menunjukan bahwa manusia tidak sempurnanya pengetahuan manusia dan sangat
terbatas sekali.
2. Berbagai Penghalang Makripan (Pengenalan)
Proses yang trus di perbincangkan
berkenaan dengan tema makrifat. Kendati memiliki kecerdasan dan kemampuan
berpikir, manusia juga terjerat dengan kelemahan dirinya yang menjadi hilangnya kecendrungan untuk mengetahui
kebenaran apa lagi mengendalikan kebenaran.
Al-Quran menjelaskan dan berbagai
hadis yang menceritakan kelemahan manusia sebagai penghalang hal tersebut
seperti sifat amarah, kecendrungan tehdap seks dan lain sebagainya. Ringkasnya
manusia tidak berhak untuk mengatur dan menerapkan hukum dari pikirannya yang
terbatas.
3. Pengetahuan Menjadi Purna Setelah Berabad-Abad
Manusia mengalami peningkatan pada
zaman sekarang dalam hal pengetahuan dan penelitiannya. Sebagai contoh al-quran
melarang kepada umatnya bahwa memakan babi itu haram. Ternyata dengan
penilitian yang di temukan oleh manusi bahwa daging babi iitu mengakibatkan
tumbuhnya cacing pita dalam usus kebanyakan manusia baru menyadari setelah
beberapa abad Maka dari itu semualah
manusia perlu atau butuh sekali terhadap bombing.
C. MANFAAT DI UTUSNYA PARA NABI
Di samping tugas untuk menunjukkan
jalan hidup, menerima wahyu dan di sampaikan kepada umat manusia, para nabi
juga mempunyai tugas tugas penting lainnya demi kesempurnaan umat manusia di
antaranya :
Dalam rangka memaparkan manfaat dan
hikmah di utusnya para nabi Imam Ali as mengatakan :
‘’Sesungguhnya para nabi di utus
supaya mereka dapat mengembalikan umat
manusia kepada umat manusia kepada ikrar fitrah nya dan mengingatkan mereka akan nikmat nikmat yang telah di
lupakannya serta upaya mereka dalam menyempurnakan hujah mereka melalui
tabligh”.
Banyak pengetahuan yang bisa di
jangkau oleh akal manusia. Namun karena hal itu memerlukan waktu dan pengalaman
yang panjang, atau perhatiannya di curahkan kepada urusan urusan materi dan
pemuasan hawa nafsu, ia melupakan pengetahuan tsb. Atau, karena pengajarannya
yang keliru dan propaganda yang menyesatkan , penetahuannya tersembunyi. Dengan
perantara para nabilah pengetahuan itu di ajarkan kepada umat manusia. Mereka
selalu mengingatkan manusia supaya tidak
melupakannya dan mencegah terjadinya penyimpangan dengan cara pengajaran yang
benar dan logis . maka dari itulah dapat kita ketahui sebab penamaan para nabi
dengan dua istilah al mudzakkir dan an-nadzir dan
penamaan al quran dengan adz- dzikir ,adz- dzikra dan at- tadzkiroh.
1.
Salah
satu factor terpenting dalam pendidikan dan penyempurnaan manusia ialah ialah
ada nya qudwah (suri teladan) dalam berbuat, sebagaimana yang terbukti dalam
psikologi. Para nabi adalah manusia-manusia serta yang mendapatkan didikan dan
perhatian Ilahi. Mereka telah sebagai sebagai sebaik sebaiknya teladan manusia.
Di samping mengajarkan berbagai ilmu pengetahuan, mereka pun mempunyai peranan
penting di dalam mendididk dan membersihkan hati umat. Kita telah mengetahui
bahwa Al Quran telah menyejajarkan ta’lim (pengajaran) dan tazkiyah
(pembersihan jiwa).
2.
Salah
satu berkah keberadaan para nabi di tengah umat manusia yaitu di saat kondisi memungkinkan,
mereka akan memegang kendali kepemimpinan sosial- politik umat manusia. Jelas
bahwa pimpinan yang maksum adalah suatu nikmat Ilahi terbesar bagi umat
manusia, dimana mereka akan dapat mengetasi berbagai macam persoalan sosial, serta
menyelamatkan umat manusia dari berbagai kemelut dan penyelengan. Dengan
begitu, para nabi dapat menuntun umat manusia menuju kesempurnaan yang
sesungguhnya.
D. PERANAN HISTORIS PARA NABI
Peranan para nabi di dunia sejarah
sangat banyak sekali, kaum anti agama
pun mengakui mengakui bahwa para nabi mempunyai peran yang efektif dalam
sejarah. Di masa lalu mereka
merefleksikan sumber kekuatan nasional yang fantastis. Ada dua peranan yang
sangat berpengaruh dalam kemajuan sejarah, yang pertama penguasa memiliki
kecendrungan pertama dan para nabi di kecendrungan yang kedua.
Ada bebrapa pandangan dalam peranan
para nabi dalm memajukan perkembangan sejarah ;
Para kaum yang mengaku berpikir luas
mengatakan bahwa peranan para nabi di dunia sejarah adalah negatif, karena nabi
memiliki dua sisi yaitu spiritual dan anti-temporal. Menurul mereka nabi terlalu mementingkan atau
berkonsentrasi kepada akhirat, melakukan intropeksi diri dan meninggalkan
relita sekitar.
Segolongan orang berpendapat bahwa
peranan agama yang di bawa para nabi adalah negatif, karena agama hanya
mendukung kaum yang tertindas (masyarakat) yang dengan mempertahankan status
quo dan menentang orang yang menindas (penguasa). Akan tetapi penguasa tidak
tinggal diam dalam hal ini untuk mencapai maksud jahatnya, ada tiga factor yang
digunakan penguasa yaitu kekuatan, harta dan kebohongan.
Dari pernyataan diatas peranan agama
adalah menipu masyarakat demi kepentingan para tirani dan penindas. Kaum agama
tidak susngguh-sungguh peduli kpd akhirat. Penampilannya yang sok agamawan
hanyalah kedok untuk mencapai tujuannya.
Pandangan sebagian orang-orang
markisme menafsirkan bahwa diduia ini ada dua kekuatan yaitu yang lemah
(masyarkat) dan yang kuat (penguasa) didunia ini kita hidup dengan system rimba
siapa yang kuat maka ia yang akan bertahan dan yang kalah akan mati, dengan hal
ini kaum lemah berinisiatif dan
menciptakan agama mengerem si
kuat. Dengan inilah si lemah menciptakan kedamaian, kesejahteraan, kemerdekaan,
kebajikan kerja sama, dan cinta kasih saying. Sehingga menciptakan kemajuan sejarah yang di latar
belakangi dengan agama dan nabi. Dan
yang keduanya itu adalah sebagai wakilnya dan berperan secara negatif, karena
ia memberikan sumbangsih dalam memajukan sejarah dan masyarakat. Menurut
pandangan Nietzsche sang filosof jerman.[4]
Di samping golongan itu ada juga
golongan yang didalamnya ada golongan yang ada anti agamanya. Golongan ini mengakui
bahwa para nabi dimasa lalu memang positif dan dan memberikan manfaat bagi
kemajuan sejarah. Dan juga mereka mengakui nabi itu dimasa lalu, sangat penting
sekali peranannya dalam mereformasi, mensejahtrakan dan memajukan masyarkat.
Budaya manusia memiliki dua segi yaitu material dan spiritual. Dari segi material
adalah segi teknis dan industrianya yang masih terus mengalami perkembangan di
setiap zamannya hingga dewasa ini. Segi sepritualnya adalah menyangkut hubungan
antara timbale balik manusia untuk memberikan penilaian yang benar atas
hubungan ini.
Segi material yang selalu berkembang
setiap zamanya denagan baik di topang oleh segi spritualnya ,maka menurut
golongan ini tidak bisa di pungkiri bahwa peranan para nabi dari segi
spritualnya dalam membangun peradaban bersifat langsung, sedangkan segi materialnya
bersifat tidak langsung.
Namun pada zaman sekarang dengan
majunya teknologi dan pengetahuan yang pesat maka ajaran agama tidaklah berlaku
dan berakhir pada saat ini. Dan pada masa yang akan datang akan terus
berrevolusi saling mengganti satu sama lainnya, sehingga tidak berlaku peranan
yang telah berlalu.
Di masa lalu peranan nabi sangatlah
beragam, ada kasus- kasus tertentu, yang mana hati nurani kolektif manusia tak
lagi membutuhkan dukungan agama. Namun peranan nabi akan sangat penting di masa
yang akan datang. Peranan asasiah ini sangat di butuhkan dimasa yang lalu.
Berikut ini adalah beberapa contoh berpengaruhnya ajaran nabi pada perkembangan
sejarah.
1.
Mendidik
Dimasa lalu alas an mengajar atau
mendidik adalah alas an agama. Alas an inilah yang menyemangati guru dan orang
tua. Setelah berkembangnya hati nurani social,maka di bidang pendidikan tidak
lagi di butuhkan alas an agama.
2.
Memperkuat Perjanjian
Kehidupan social akan tegak jikalau
menghargai perjanjian, akad dan kesepakatan. Menghargai perjanjian dam memegan
teguh janji adalah salah satu arus utama sisi-sisi manusiawi budaya. Peranan
agama sangat menghargai sikap seperti ini karena agama ingin mewujudkan sikap
menghargai ini.
Will Durant seorang ateis memberikan
pandangan atas fakta ini dalam bukunya “Lesson From History” katanya:
“ Dalam agama, hubungan manusia-
tuhan di hormati.bekat ritual- ritual agama, dari sikap mnghormatiini lahirnya
penghormatan kepada janji yang dibuat di antara manusia. Dengan demikian berkat
agama, maka janji menjadi kuat posisinya.”[5]
Sebagai keseluruhan, agama memberikan
dudkungan kuat kepada nilai moral dan manusiawi. Nilai moral dan agama laksan mata uang yang takdapat dukungan
financial. Maka mata uang seperti itu kehilangan nilainya.
3.
Membebaskan Manusia Dari Perbudakan Social
Dalam menentang kelaliman, tirani dan
segala segi penindasan, sangatlah penting. Al-quran suci menekankan peranan
nabi ini. Al-quran menggambarkan tujuan utama para nabi diutus adalah untuk
menegakan keadilan. Banyak sekali cerita didalam ayat suci al- Quran kisah-
kisah konflik antara para nabi dan para wakil kelaliman.
Pandangan para filosof marx dan
pengikutnya mengatakan bahwa agama, pemerintah dan harta merupakan tiga factor
yang digunakan para penguasa untuk menekan kaum tertindas dan ini adalah omong
kosong yang terbantahkan oleh pakta agama.
Dr. arani menjelaskan pandangan marx mengatakan “ agama
selalu di manfaatkan oleh kelas berkuasa dalam masyarakat . untuk menundukan
kaum tertindas, tasbih dan salib selalu bahu membahu denga bayonet.”
Dengan pernyataan diatas kita harus
menutup mata dan fakta sejarah. Imam ali as ahli pedang dan tasbih. Namun imam
ali as tidak menggunakan keduanya untuk
menekan kaum tertindas. Moto imam ali as adalah: “ tentang sang penindas dan
bantu sang tertindas.”
Sepanjang hidupnya im,am ali adalah
penggemar pedang yang tidak disukai oleh kaum kaya dan penguasa . dalam bukunya
“comedy human intellect “ Dr ali
al-wardi menyebutkan bahwa melalui kepribadiannya, imam ali as telah
membuktikan salahnya pandangan filosof marx. [6]
E.
ALASAN DI PERBAHARUINYA PARA NABI
Risalah nabi walaupun mempunyai
perbedaan yang detail, namun semua risalah para nabi mempunyai tujuan menyampaikan
risalah yang sama dan idiologi yang sama pula prinsif dan mazhab ini dijelaskan
kepada masyarakat secara berangsur-angsur sampai manusia mampu untuk menerima ajaran
secara langsung dan sekaligus secara sempurna dan lengkap. Pada tahap ini nabi sudah
pada ujungnya Nabi Muhammad SAW membawa risalah dan idologi yang sempuna itu,
sedangkan kitab Al-Quran adalah kitab samawi terakhir. Al-Quran sendiri
mengatakan bahwa:
“telah sempurnalah kalimat tuhanmu
(Al-Quran) sebagai kalimat yang benar dan adil. Tak ada yang dapat mengubah
kalimat-kalimat-Nya.” (QS. Al- An’am : 115).
Kita lihat kenapa para nabi pada
zaman lalu terus di ganti dari waktu ke waktu dan berturu-turut di utus banyak
para nabi, sekalipun banyak dari mereka tidak bawa risakah sendiri .hanya
mendakwahkan syariat yang sebelumnya yang ada? Dan kenapa prosedu ini berakhir
pada nabi Muhammad saw, setelah beliau tidak ada lagi pembawa syariat setelah
beliau. Ada beberapa alas an yang membuat risalah ilahi di sampaikan oleh nabi
dan secara berturut-turut:
Pertama Akibat belum matangnya
pemikirannya,manusia kuno atau manusia purba belum mampu menjaga kitab samawi.
Biasanya kitab-kitab ini di ubah dan di rusak isinya. Atau hilang sam sekali
maka dari itulah al-Quran turun sebagai kitab samawi twrakhir karena pada zamn
itu manusia udah melewati masa kanak- kanak dan mampu untuk menjaga kitab ini,
itu sebabnyalah al- Quran itu suci dan tidak mengalami perubahan isinya.
Kedua Karena manusia belum matangnya, mak manusia belum cukup
mampu untuk memiliki sekema yang
paripurna untuk membimbing dirinya sendiri, dank arena itulah manusia perlu
mendapat bimbingan dari para nabi secara bertahap. Namun pada masa nabi Muhammad Saw manusia sudah
berkembang sedemikian rupa sehingga mampu memilii sekema yang paripurna dan tak
perlu lagi mendapat bimbingan tahap demi tahap dari nabikarena manusia sudah
memiliki sekema yang pari purna maka para nabi sudah di tutup. Sekarang para
ulama yang udah ahli di bidangnya dapat membimbing kaum muslim dengan skema ini
dan dapat merumuskan hukum serta prisedur bagi kaum muslim yang sesuai dengan
zaman sekarang.
Ketiaga Kebnyakan para nabi menyampaikan
dakwahnya itu hanya meneruskan syariat yang di bawakn oleh nabi sebelumnya.
Jumlah nabi yang membawa syariat sendiri tidak lebih dari lima nabi dan sisanya
adalah melanjutkan syariat nabi yang sebelumnya. Dan hanya menafsirkan dan
memperluas cakupan bahsan yang dibawa oleh nabi sebelumnya. Sekarang para ulama
di zaman nabi terakhir yang merupakan zaman ilmu pengetahuan mampu menerapkan
perinsip-perinsip umum islam sesuai dengan tuntutan zaman dan tempat, dam mampu
menyimpulkan hukum agama. Proses penyimpulan agama ini disebut ijtihad.
Dengan demikian kebutuhan atas agama
itu masih ada, dan diperkirakan kebutuhan ini akan semakin meningkat bersamaan
dengan perkembangan budya manusia, namun kebutuhan akan nabi baru dank tab suci
baru tidak ada lagi, Karena kenabian udah berakhir pada nabi Muhammad saw.
Dari uaraian diaatas jelas bahwa
kematangan social dan kematangan berfikir manusia memilikimperanan yang besar
dalam mengakhiri kenabian. Perananya adalah sebagai berikut:
a.
Memungkinkan
manusia untuk menjaga kitab samawinya agar tidak di distorsi
b.
Memungkinkan
manusia untuk menerima program evaluasinya sekaligus, bukan secara bertahap
c.
Memungkan
manusia untuk mengemban tugas menyebar luaskan agama, untuk menegakan intitusi-
intitusi agama, untuk mengajak orang berbuat baik dan mencegah orang berbuat
keji. Dengan demikian manusia tidak perlu di bombing secara bertahap oleh nabi
lagi.
d.
Dari
sudut pandang perkembangan mental, manusia sekarang sudah sampai pada tahap
yang mana, menurut ijtihadnya, dia dapat menafsirkan ayat dan dapat merapkan
perinsip-perinsip yang relevan kepada segala sekala keadaan yang berubah.
Akan tetapi sangat jelas sekali bahwa makna kenabian terakhir bukanlah sbahwa
manusia tidak memebutuhkan ajaran tuhan yang di terima secara wahyu.
F.
MUKJIZAT PARA NABI
Mukjizat adalah perkara yang
keluar dari kebiasaan manusia yang
tampak pada diri seseorang yang mengaku sebagai nabi dengan kehendak Allah swt
dan sebagai dalil akan kebenaran pengakuannya . Perlu di perhatikan bahwa
fenomena tsb mencakup 3 unsur :
·
Adanya
fenomena yang keluar dari kebiasaan manusia yang tidak bisa di dapati dengan
sebab – sebab wajar.
·
Bahwa
perkara yang keluar dari adat kebiasaan itu timbulnya dari para nabi dengan
kehendak Ilahiyah dan izin dari Nya secara khusus.
·
Terjadinya
perkara yang keluar dari kebiasaan seperti ini dapat di jadikan dalil atas
kebenaran klaim seorang nabi. Perkara inilah yang di namakan dengan mukjizat.
Berikut ini kami akan menjelaskan
ketiga unsur yang di kandung oleh difinisi tsb.
1.
Kejadian Kejadian Yang Luar Biasa
Fenomena semesta itu biasanya terjadi
akibat dari sebab sebab yang dapat di ketahui melalui berbagai eksperimen,
seperti fenomena fisika ,kimia ,biologi dan psikologi. Akan tetapi ada kejadian
lainnya yang bisa terjadi dengan cara yang lain yang sebab sebabnya tidak dapat
di ketahui melalui eksperimen indrawi .begitu pula di ketahui adanya bukti bukti
yang menunjukkan terjadinya kejadian semacam itu berawal dari sejumlah factor
yang khas, seperti perbuatan perbuatan yang aneh yang di lakukan para petapa (murtadhin).
Para ahli dari berbagai ilmu telah memberikan kesaksian bahwa perbuatan semacam
ini tidak mungkin terjadi sesuai dengan tatanan ilmu ilmu empirik. Kejadian semacam
ini dinamakan sebagai kejadian luar biasa.
2.
Kejadian Ilahi Yang Luar Biasa
Secara umum kejadian luar bias itu
dapat dibagi menjadi dua macam: pertama, kejadian
Yang sebabnya tidak wajar, tapi masih
di usakan oleh manusia, misalnya melalui pelatihan seperti perbuatan para
pertapa.
Kedua,perbuatan perbuatan luar biasa yang
tiodak akan terwujud kecuali dengan izin Allah secara khusus, dan hanya dilakukan
oleh orang orang yang mempunyai hubungan dengan Allah swt. Perbuatan ini
memiliki dua keistimewaan:
a.tidak dapat di pelajari , b.tidak tunduk paqda
kekuatan lain yang lebih tinggi, bahkan tidak ada faktor lain yang dapat
mengalahkannya.
Perbuatan luar biasa ini adalah untuk hamba hamba
pilihan Allah swt, dan tidak dapat di jangkau oleh orang orang sesat dan
durhaka. Akan tetapi ia tidak di kususkan bagi para nabi saja, karena sebagian
para wali pun di bekali kemampuan seperti itu.
Dari uraian di atas dapat kita
ketahui cara untuk mengenal dan membedakan antara dua macam perbuatan luar
biasa manusia yang Ilahi dan non- Ilahi. Apabila perbuatan luar biasa itu dapat di pelajari atau ada
faktor faktor yang dapat menahan kejadiannya atau menggagalkan pengaruhnya, itu
bukanlah perbuatan luar biasa yang Ilahi, tetapi perbuatan dari setan dan hawa
nafsu, bahakan dapat dinilai sebagai kesesatan kerusakan akidah dan akhlak
pelakunya lantaran ia tidak berhubungan dengan ALLAH swt.
3.
Keistimewaan Mukjizat Para Nabi
Unsur ketiga di dalam definisi
mukjizat ialah fungsinya sebagai bukti atas kebenaran klaim mereka sebagai nabi
. Apabila arti perbuatan tersebut di perluas lagi, maka akan mencakup seluruh
perbuatan luar biasa yang merupakan bukti atas kebenaran klaim imamah.
Maka itu, istilah karamah khusus untuk seluruh perbuatan luar biasa yang
keluar dari para wali. Lawannya adalah perbuatan yang beraqsal dari kekuatan
ruh dan setan seperti sihir, perdukunan, dan perbuatan para pertapa. Selain
dapat dipelajari, perbuatan seperti ini pun dapat di gugurkan oleh kekuatan
yang lebih hebat, seperti sihirnya para penyihir FIR’AUN yang dapat di kalahkan
oleh mukjizatnya nabi Musa as. Pembuktian bahwa hal itu tidak bersumber dari
ALLah swt biasa nya dengan melihat kerusakan akhlak dan akidah pelakunya.
Hal lain yang mesti siperhatikan
bahwa mukjizat para nabi berfungsi untuk membuktikan secara langsung atas
kebenaran klaim mereka sebagai nabi. Adapun kebenaran isi risalah, kemestian
menaati ajaran mereka, hanya dapat di buktikan secara tidak langsung. Artinya,
kenabian para nabi itu dapat di buktikan secara akal, adapun risalah mereka
dapat di buktikan melalui wahyu (naqli).
G. JALAN
PARA NABI MEWUJUDKAN KEINGINAN FITRIAH UMAT MANUSIA
Secara
fitriah manusia cendrung kepada keadilan. Dia akan menyanjung jenis
pemerintahan yang tidak dibangun oleh kelas atau kelompok masyarakat tertentu.
Dan dia akan memuja sosok pemimpin yang membawa manusia menuju kemudahan hidup
serta bebas dari sifat egois dan merasa unggul dari selainnya. Kesetaraan
kebebasan , kemudahan , ketakwaan dan keadilan merupakan keinginan yang alami
dalam diri manusia.
Sejarah
member kesaksian bentuk pemerintahan yang ideal yang di dasari keadilan semacam
itu hanya dapat di jumpai dalam masyarakat yang menjunjung ajaran para nabi.
Ini berdasarkan pada prinsip bahwa keinginan inheren dan cita cita umat manusia
hanya mungkin diwujudkan dengan mengikuti ajaran ajaran mereka (para nabi).
Kenyataan ini di buktikan oleh berbagai contoh yang sangat jelas pada hari ini.
Terdapat banyak bentuk pemerintahan yang secara total hampa dari nilai nilai
ajaran para nabi dan penguasanya telah menindas dan menghisap darah rakyatnya
yang miskin di berbagai belahan dunia selama berabad abad lamanya. Mereka
sedemikian tenggelam dalam diskrimanasi rasial,p[enyembahan berhala, kelaziman,
dan segenap perbuatan tak manusiawi lainnya.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
1.
Yazdi, Mishbah M.T, Iman Semesta,
Terjemahan A. Marzuki Amin dari Amuzesye Aqayid, Jakarta: Al Huda, 2005
2.
Mutaharri, Murtaddho, manusia dan
alam semesta : konsepsi islam tentang jagat raya, penerjemah: Ilyas Hasan
dari : Man and Universe, Jakarta : Lentera, 2002
3.
Qiraati, prof muhsin, ushuluddin
terjemahan dari Lesson From Al Quran oleh bafaqih, m.j. dan
nurmansyah, dede azwar, Jakarta : cahaya, 2003
4.
Radhi, sayid syarif, nahjul
balagoh, Jakarta : lentera, 2008
5.
Mutaharri, Murtaddho, keadilan
ilahi , Jakarta : Al Huda, 2005
0 komentar:
Posting Komentar